Minggu, 20 Juni 2010

E-Learning

Konsep E-Learning
Metode pengajaran konvensional yang diselenggarakan di dalam kelas memiliki keterbatasan-keterbatsan yang dapat menghambat proses penyampaian ilmu pengetahuan yang berkembang demikian cepat. Beberapa keterbatasan bisa disebabkan karena masalah waktu dan tempat. Orang yang tinggal di daerah terpencil tentunya akan kesulitan untuk hadir dalam kelas yang letaknya sangat jauh tempatnya. Demikian juga dengan orang yang hanya memiliki waktu luang sedikit tidak mungkin bisa menghadiri pendidikan yang diadakan di dalam kelas secara intensif. Dari kondisi seperti ini maka sistem e-learning diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Berbagai elemen yang terdapat dalam e-learning adalah:
1.Materi pendidikan, elemen ini merupakan hal utama dalam e-learning. Materi disajikan dalam bentuk modul yang bisa diakses dengan mudah.
2.Peserta didik (pembelajar), pembelajar merupakan elemen yang menjadi penerima ilmu pengetahuan dari proses pembelajaran.
3.Komunitas online, komunitas ini bisa dalam bentuk forum diskusi, mailing list, maupun chatting. Melalui komunitas online peserta bisa saling berkomunikasi, bertanya dan menjawab baik dengan sesama peserta maupun dengan pengajar.
4.Penyelenggara e-learning, penyelenggara mencakup semua komponen yang bertanggung jawab dalam lancarnya proses pembelajaran mulai dari administrator, pengajar, teknisi, hingga perancang materi.
5.Aplikasi e-learning, aplikasi ini menjadi suatu media perantara dalam proses pembelajaran. Aplikasi harus bisa mendukung pembelajaran yang efisien.

Pengertian E-Learning
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD atau DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD atau DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD atau DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
Pembelajaran jarak jauh
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Yogyakarta, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved. Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan internet ataupun menggunakan media CD atau DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi internet ataupun intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
1.1.Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
2.Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
3.Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari.
4.Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh. E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Fungsi E-Learning
Dalam kaitannya dengan pembelajaran yang diadakan di dalam kelas (classroom intruction) maka e-learning memiliki fungsi sebagai tambahan (suplemen), pelengkap (komplemen), dan pengganti (substitusi). Fungsi-fungsi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Tambahan (suplemen)
Dikatakan sebagai suplemen apabila peserta didik diberi kebebasan untuk memilih, apakah akan memanfaatkan pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini peserta didik tidak diharuskan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Meskipun sifatnya opsional, akan tetapi peserta didik akan mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas apabila memanfaatkan pembelajaran elektronik yang ada.


2. Pelengkap (komplemen)
Dikatakan sebagai komplemen apabila e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti e-learning diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan dan bisa juga menjadi materi remedial bagi peserta didik. Sebagai materi pengayaan berarti e-learning ditujukan untuk peserta didik yang memiliki kemampuan lebih dalam menerima materi pelajaran di dalam kelas. Untuk peserta didik seperti ini e-learning sangat bermanfaat untuk menambah dan meningkatkan wawasan dan pemahaman mereka terhadap pelajaran yang diterimanya di dalam kelas. Sebaliknya, e-learning berfungsi sebagai remedial berarti ditujukan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran di dalam kelas. Bagi peserta didik seperti ini, e-learning diharapkan dapat membantu peserta didik untuk memahami pelajaran yang belum dipahaminya di dalam kelas.
3. Pengganti (substitusi)
E-learning dikatakan sebagai pengganti apabila e-learning telah mampu menggantikan sepenuhnya proses pendidikan yang diselenggarakan di dalam kelas. Fungsi pengganti ini biasanya dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang telah maju. Fungsi ini ditujukan agar pembelajar bisa secara fleksibel mengatur jadwal perkuliahan disesuaikan dengan kegiatan sehariharinya.
Dalam pelaksanaannya, ada tiga alternatif yang bisa dipilih oleh peserta didik, yaitu sepenuhnya melalui tatap muka langsung (konvensional), sebagian secara konvensional dan sebagian dengan e-learning, dan sepenuhnya dengan e-learning.

Keuntungan E-Learning
Sebelum melangkah lebih jauh tentang tahapan analisa dari e-learning ini, akan coba penulis bahas keuntungan menggunakan e-learning:
1. Hemat Biaya dan Waktu
Kita bayangkan sebelum kita mengenal komputer, atau sekarang masih ada sebagian diantara kita yang belajarnya belum dibantu oleh komputer. Semuanya dilakukan secara manual, karena manual ini tentu memakan biaya dan waktu. Coba hitung saja biaya dan waktu yang kita habiskan saat kita mengikuti pelajaran resmi dari SD sampai kuliah bahkan sampai kepada training perusahaan.
Biaya disini bisa kita hitung mulai dari seragam, tranportasi, alat-alat tulis, penginapan serta ditambah biaya belajar itu sendiri yang kalo di Indonesia bisa terbayang berapa mahalnya. Begitu juga waktu, mulai dari perjalanan untuk menempuh lokasi belajar, waktu belajarnya itu sendiri akan dihabiskan dengan banyak mencacat, setelah capek mencatat baik siswa atau pengajar akan membahas ini sedikit, bahkan yang parah waktu akan habis untuk mencatat saja. Untuk traning karyawan harus rela meninggalkan pekerjaanya sememtara pekerjaan setiap hari selalu bertambah karena lokasi traning yang biasanya berbeda daerah bahkan bisa beda negara.
Dengan e-learning, hal tersebut diatas bisa terpangkas semua, untuk sekolah siswa datang kesekolah dengan materi yang sudah dibagikan terlebih dahulu, sehingga waktu dikelas bisa digunakan untuk dikusi. Untuk karyawan bisa dilakukan langsung di depan meja kantornya tanpa harus keluar kota atau negara asalkan tools untuk belajar online tersedia.
2. Tidak terbatas Ruang dan Waktu
E-learning menghapus ruang dan waktu, biasanya siswa atau karyawan untuk belajar harus harus ada bangunan fisik tempat meraka belajar dan diatur pada waktu tertentu. Tentu hal ini akan sangat membebani terutama bagi yang sibuk
Kita sejak kecil terbiasa dengan pola fikir yang namanya sekolah, kuliah ya harus datang ke kelas, mencatat, mendengarkan penjelasan dari guru atau dosen atau karyawan pada saat traning harus datang kelokasi dengan ruang dan waktu yang sudah tidak bisa ditawar lagi.
Kalo sejak dini, kita sudah menerapkan e-larning, kita datang kesekolah tinggal berdikusi atau minimal guru menerangkan sepintas, siswa sudah tergambar tinggal bagaimana memperdalam materi dengan diskusi. Begitu juga karyawan, untuk traning tidak harus meniggalkan semuanya, mulai dari pekerjaan keseharianya, keluarga karena harus mengikuti traning di lain kota atau bahkan lain negara.
Dengan e-learning semua bisa dikerjakan dimanapun dan kapanpun, dimeja tempatnya bekerja, di taman, bahkan diperjalananpun tanpa harus persiapan yang tidak ada hubugannya dengan proses belajar atau meninggalkan perkerjaan, kantor, keluaraga dan semuannya.
3. Standarisasi Materi
Tidak bisa dipungkiri, materi pelajaran yang sekarang beredar di sekolah kita berbeda-beda materi, kurikulum, tingggal kedalaman materi bahkan sampai berbeda versi. Kita tahu beberapa waktu yang lalu pernah terjadi penarikan buku sejarah, karena dianggap buku tersebut tidak mengikuti kaidah yang seharusnya.
Kalau mengikuti kaidah yang benar terkadang penyampaian oleh guru atau pemateri tidak sesuai dengan kaidah yang seharusnya, sehingga siswa akan memiliki pemahaman versi guru atau pemateri tersebut.
Dengan e-learning standaridisasi materi sudah jelas, bahkan siswa bisa mendapatkan materi yang semuanya sama dan asli dari sumbernya. Tinggal bagaimana siswa memahami dari materi tersebut selebihnya untuk memperdalam bisa dilakukan diskusi atau membandingkan dengan materi serupa dari belahan negara lain yang tentunya bisa didapat dengan e-learning ini.
4. Otomatisasi administrasi
Desain e-learning yang tepat, mulai analisa sampai implementasi akan sangat membantu dalam administrasi secara otomatis, siswa bisa melihat latihan pekerjaanya, bisa melihat hasil tryoutnya, dengan statistik yang ada pada e-learning diharapkan siswa mampu membaca dengan jelas, memahami untuk kedepannya bisa menggunakan dengan tepat. Guru bisa memonitoring siswa, membuat dan menyampaikan materi dengan jelas.
Dalam e-learning yang bagus, semua serba teratur dan terarah sehingga melejitkan prestasi siswa ataupun karyawan bukan hal yang sulit untuk dicapai.

2.5 Kekurangan E-Learning
Meskipun sistem pendidikan berbasis internet itu menjanjikan banyak hal positif, namun demikian masih menghadapi sejumlah kendala yang menghambat realisasi pemanfaatannya secara optimal. Kendala-kendala tersebut antara lain :
1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan mahasiswa bahkan antara mahasiswa itu sendiri kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis atau komersial.
3. Proses belajar dan mengajar cenderung kearah pelatihan dari pada pendidikan.
4. Mahasiswanya tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
5. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet, mungkin hal ini berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun komputer.
6. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet.
7. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

Tidak ada komentar: